Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya Dukung Kebaya Goes To Unesco

Biro JakartaRedaksi - Selasa | 21 Juni 2022 | WIB
Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya Dukung Kebaya Goes To Unesco
FOTO : PERNUSA / ISTIMEWA

Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya Dukung Kebaya Goes To Unesco

 
Jakarta, Pernusanews.com - Nyimas Aliah SE. S.Sos. M.Ikom, selaku Ketua Umum Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya mengungkapkan, diantara ribuan perempuan berkebaya yang mengikuti gerak jalan sehat pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (CFD) hari Minggu 19 Juni 2022 yang lalu, hadir juga rombongan Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya. Sejak pukul 06.00 pagi kami sudah berada di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) guna mendengar arahan dari panitia perhelatan acara Berkebaya hari ini.

Menurutnya, Jauh hari kami Srikandi sudah mendaftarkan diri kepada panitia, mbak Adellah untuk mengikuti acara ini.

Lanjut Nyimas, karena kami sangat mendukung Kebaya Goes To Unesco, mengingat bahwa Kebaya adalah salah satu busana kebanggaan perempuan Indonesia, yang dapat merepresentasikan penampilan perempuan lebih percaya diri dan bersahaja.

"Selain berfungsi sebagai busana nasional, kebaya juga sebagai busana tradisional yang usianya sudah ber abad-abad. Kata pepatah lama “tak lekang karena panas, tak lapuk karena hujan”, artinya kebaya tetap bertahan di segala zaman," ucapnya saat di konfirmasi melalui telepon selular, Senin (20/6/2022) malam.

"Oleh karena itu patut kita dukung perjuangan Pertiwi Indonesia dalam upayanya agar Tradisi Kebaya bisa diakui di dunia dan dicatat UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia," ujarnya.

Lebih jauh Nyimas mengatakan, Semula rombongan kami ada 20 orang, eh tapi dalam perjalanan dari Gedung kantor Kemendikbudristek menuju Bunderan Hotel Indonesia jumlahnya kian bertambah, hampir 100 orang.

"Untuk menyampaikan dukungan tersebut, kami dari Srikandi TP. Sriwijaya membawa spanduk yang bertuliskan Srikandi Tenaga pembangunan Sriwijaya mendukung Kebaya Goes To Unesco," terangnya.

Di sepanjang jalan tersebut banyak yang melirik spanduk ini dan merasa sebagai orang Sumatera Bagian Selatan mereka ikut bergabung, mungkin tulisan Sriwijaya itu identik dengan Sumatera bagian Selatan, yang meliputi Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang merupakan wilayah kerajaan Sriwijaya terbesar di Asia Tenggara.

Melalui event berkebaya ini menunjukkan bahwa Kebaya digunakan tidak hanya bagi perempuan Jawa, melainkan juga digunakan oleh perempuan dari pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Kami dari Srikandi TP. Sriwijaya menggunakan Kebaya dengan kain Belajasumba, yaitu kain tradisional dari Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Dunia perlu mengetahui dan mengakui bahwa Kebaya adalah warisan budaya berbusana dari leluhur Nusantara yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

"Untuk itu kita harus mendukung upaya dan langkah-langkah para pegiat untuk mendaftarkan Kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia," pungkasnya. (Guffe).